Pada praktikum ini bertujuan menentukan kadar protein pada
bahan pangan dengan metode Kjeldahl. Protein
merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh karena zat ini
berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh serta sebagai zat pembangun dan
pengatur. Protein adalah polimer dari asam amino yang dihubungkan dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung unsur-unsur C, H, O, N, P, S, dan terkadang
mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga
a. Proses destruksi (Oksidasi)
Tahapan pertama penentuan kadar protein
ini yaitu destruksi, destruksi
protein
meliputi gangguan dan kerusakan yang mungkin terjadi pada struktur sekunder dan
tersier protein.
Sampel sebanyak 0,2 g ditimbang, kemudian ditambahkan 0,04 g HgO dan 0,9 g K2SO4 sebagai
katalis. Destruksi
merupakanproses pengubahan N protein menjadi ammonium sulfat.
Proses ini berlangsung selama sampel yang ditambah dengan katalisator
direaksikan dengan H2SO4 pekat dan dididihkan di
atas pemanas labu Kjeldahl. Penambahan asam sulfat dilakukan dalam ruang asam untuk
menghindari S yang berada di dalam protein terurai menjadi SO2 yang
sangat berbahaya. Setelah penambahan asam sulfat larutan menjadi keruh. Asam
sulfat pekat berfungsi untuk mendestruksi protein menjadi unsur-unsurnya,
sedangkan katalisator berfungsi untuk mempercepat proses destruksi dan
menaikkan titik didih asam sulfat. Tiap 1 gram K2SO4 menaikkan
titik didih 30C.
Dari proses ini semua ikatan N
dalam bahan pangan akan menjadi ammonium sulfat (NH4SO4) kecuali
ikatan N=N; NO; dan NO2. Ammoniak dalam asam sulfat terdapat dalam
bentuk ammonium sulfat. Pada tahap ini juga menghasilkan CO2, H2O,
dan SO2 yang terbentuk adalah hasil reduksi dari sebagian asam
sulfat dan menguap.
Proses pemanasan dilakukan ± 2 jam
sampai larutan jernih.Larutan
yang jernih menunjukkan bahwa semua partikel padat bahan telah terdestruksi
menjadi bentuk partikel yang larut tanpa ada partikel padat yang tersisa.
Larutan jernih yang telah mengandung senyawa (NH4)2SO4 ini
kemudian didinginkan supaya suhu sampel sama dengan suhu luar sehingga
penambahan perlakuan lain pada proses berikutnya dapat memperoleh hasil yang
diinginkan.
b. Proses
Destilasi
Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3).Prinsip destilasi adalah memisahkan
cairan atau larutan berdasarkan perbedaan titik didih. Dari hasil
destruksi protein, labu destruksi didinginkan kemudian dilakukan pengenceran
dengan penambahan aquades. Pengenceran dilakukan untuk mengurangi kehebatan
reaksi bila ditambah larutan alkali. Larutan
dijadikan basa dengan menambahkan 10 mL NaOH 60%, lalu corong ditutup dan
ditambahkan aquades ± setengah bagian. Sampel harus
dimasukkan terlebih dahulu kedalam alat destilasi sebelum NaOH, karena untuk
menghindari terjadinya superheating. Fungsi penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa
karena reaksi tidak dapat berlangsung dalam keadaan asam
Ammonia yang dibebaskan selanjutnya
akan ditangkap oleh larutan asam standar. Untuk menampung
NH3 yang keluar, digunakan asam borat dalam erlenmeyer sebanyak
15 mL dan telah ditambahkan indikator Toshiro (Metil Merah + Metil Biru),
menghasilkan larutan berwarna biru tua. Indikator ini digunakan untuk mengetahui asam dalam keadaan
berlebih. Hasil destilasi (uap NH3 dan air) ditangkap
oleh larutan H3BO3 yang terdapat dalam labu
erlenmeyer dan membentuk senyawa (NH4)3BO3.
Senyawa ini dalam suasana basa akan melepaskan NH3. Agar kontak
antara asam dan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung destilasi
tercelup sedalam mungkin dalam asam borat. Penyulingan dihentikan jika semua N
sudah tertangkap oleh asam borat dalam labu erlenmeyer atau hasil destilasi
tidak merubah kertas lakmus merah serta menghasilkan larutan berwarna hijau
jernih. Ujung selang dibilas dengan aquades, agar tidak ada ammonia yang
tertinggal di selang.
c. Proses Titrasi
Titrasi merupakan tahap akhir pada penentuan kadar protein dalam bahan pangan
ini. Banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia (N) dapat diketahui
dengan volume HCl 0,02 N yang dibutuhkan destilat. Titik akhir titrasi
dihentikan sampai larutan berubah dari hijau ke biru (kembali ke warna awal).
Selisih jumlah titrasi blanko dan sampel merupakan jumlah ekuivalen nitrogen.
Dari analisa yang telah dilakukan, volume yang digunakan untuk menitrasi
sampel sebanyak 5,37 mL HCl 0,02 N. Sehingga diperoleh kadar protein pada
jagung sebesar 8,84%, sedangkan pada literatur sebesar 5,1%. Hal ini dapat
terjadi dikarenakan proses analisa terutama titrasi yang tidak tepat, dapat
terlalu berlebihan atau kekurangan yang berpengaruh terhadap volume HCl yang
digunakan untuk titrasi, sehingga mempengaruhi hasil perhitungan kadar
protein kasar.
Sumber:
http://liayuliasitirohmah.blogspot.com/2012/02/kadar-penentuan-kadar-protein-metode.html
Sumber:
http://liayuliasitirohmah.blogspot.com/2012/02/kadar-penentuan-kadar-protein-metode.html
Casino at Red Rock - Mapyro
BalasHapusFind the cheapest and quickest way to get from Casino at Red Rock Casino to Red Rock Casino? Save money and get 포항 출장안마 the best deals!What's the best place to 청주 출장안마 stay near Casino 상주 출장안마 at Red Rock Casino?What are the check-in and check-out times 사천 출장마사지 at Casino at Red Rock 김포 출장안마 Casino?